Selasa, 10 Agustus 2010

Pupuk Organik


Pupuk organik :
Pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, kotoran ternak, sisa tanaman, dan sampah organik yang telah dikomposkan.
Contoh :
Kompos, pupuk kandang, bokhasi, pupuk organik cair (POC), pupuk organik granulair (POG)
Manfaat :
ü Meningkatkan kesuburan tanah secara biologis
ü Menurunkan serangan hama dan penyakit tanaman
ü Meningkatkan pertumbuhan dan produksi (jangka panjang)

Pembuatan pupuk organik secara umum :  
  1. Bahan : 
  • Karbon : jerami kering, serbuk gergaji, abu, sekam, daun/seresah kering 
  • Nitrogen : kotoran ternak, daun-daunan hijau, sisa makanan, sayuran 
  • Mikroorganisme/bakteri pengurai : EM4, mikroorganisme local (MoL) 
  • Bahan pelengkap : bekatul/dedak & molase/larutan gula 
  • Air secukupnya
     2.  Cara pembuatan :
  • Campurkan bahan-bahan nitrogen dan karbon dengan perbandingan 4 : 1 (bisa berubah sesuai kebutuhan) ditambah dengan bekatul/dedak 
  • Larutkan mikroorganisme/bakteri pengurai dan molase/larutan gula dengan air 
  • Siramkan larutan mikroorganisme + molase ke dalam campuran/adonan (poin a) secara perlahan sampai kandungan air adonan mencapai 30% atau bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan tidak mudah pecah (megar). 
  • Adonan digundukkan di atas ubin atau tanah yang diberi alas dengan tinggi gundukan antara 20 – 50 cm kemudian ditutup dengan karung goni atau plastik sampai rapat. 
  • Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 50o C, tapi bila suhunya lebih dari 50o C, turunkan suhunya dengan cara dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
  • Setelah 5 – 10 hari pupuk organik siap digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar