Rabu, 03 November 2010

T U N G R O

Tungro adalah penyakit virus pada padi yang biasanya menyerang pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang sering berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Biasanya beberapa bidang lahan terserang sepanjang sawah. Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga utama yang menyebarkan virus tungro.
Mengapa tungro harus dikendalikan?
Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan, dimana epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an. Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna. Pembungaan dari tanaman yang terserang jadi tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.
Bagaimana Mengendalikan Tungro?
Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro. Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan. 
Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau. Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terserang penyakit. Pekerjaan ini mungkin sulit diterapkan petani karena memerlukan air dan biaya tambahan. 
Roguing atau membuang tanaman yang terinfeksi. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah tinggi. Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat. Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
Tanam benih secara langsung (Tabela). Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah). Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
Waktu Tanam. Tanam padi saat insiden wereng hijau dan tungro rendah.
Tanam serempak. Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu bidang lahan ke lahan lainnya yang melakuka tanam kemudian. Tanam serempak mungkin sukar dilakuakan karena terbatasnya air dan atau buruh tani waktu tanam.
Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro. Adanya periode bera atau tanam lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan infeksi tungro.
Pilihan Pengelolaan Tungro 
  • Gunakan varietas tahan, terutama bila tanam dilakukan terlambat dari petani sekitarnya.
  • Hindari penggunaan varietas rentan di daerah endemik tungro.
  • Setelah panen, buang tunggul jerami di lahan yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.
Pengendalian juga dapat dilakukan terhadap wereng hijau, dan bila terpaksa menggunakan insektisida gunakan yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks, imidakloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.

0 komentar:

Posting Komentar