Labu Siam merupakan sayuran
dataran tinggi dengan bentuk unik dan mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional
di seluruh Indonesia. Harga sayuran ini relatif murah tetapi kalau kita
pelajari lebih lanjut, ternyata sayuran ini memiliki banyak khasiat untuk
kesehatan kita.
Labu siam dibawa ke Indonesia
oleh orang Belanda dari Siam (Thailand) sehingga di Indonesia
disebut Labu Siam. Labu siam dikenal dengan
beberapa sebutan seperti jipang, manisah, atau waluh siam. Di dunia internasional,
sayuran ini disebut chayote
dan negara pengekspor utama adalah Costa Rica.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga :
Sechium
Jenis : Sechium edule
Sw
Budidaya
Labu siam tumbuh baik di
ketinggian 900 – 1100 m di atas permukaan laut dengan temperatur optimal 21o
– 28o C pada siang hari dan 15o – 20o C pada
malam hari.
Perbanyakan labu siam dengan
menggunakan buah labu siam yang sudah tua. Buah untuk bibit dikecambahkan
terlebih dahulu di tempat yang lembab, kemudian setelah ukuran tunas ±30 cm di
pindahkan ke lapangan.
Penanaman labu siam dengan
menggunakan para-para, dengan cara membuat lubang tanam berukuran 40 cm x
40 cm dengan kedalaman 20 cm. Jarak antar lubang 3 m dan antar baris 5 m.
Kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per hektar.
Pupuk yang
diperlukan untuk tanaman labu siam terdiri atas pupuk kandang dan pupuk buatan.
Pemeliharaan yang diperlukan antara lain memangkas daun yang sudah tua dan
mengurangi daun apabila daun terlalu lebat.
Tanaman
mulai berbunga pada umur 3–5 bulan setelah tanam. Buah dipanen setelah
berumur 3 bulan, kemudian panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali.
Tanaman labu siam biasanya produktif selama 3–4 tahun. Setelah itu dilakukan
peremajaan dengan menanam tanaman baru, untuk menjaga produktivitas. Satu
tanaman dapat menghasilkan sebanyak 500 buah.
Produksi labu siam dapat mencapai 8–10 ton/ha
per tahun. Kulit labu siam halus dan mudah lecet. Pemanenan dilakukan dengan
menggunakan pisau, tapi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
melukai buah labu siam.
(Sumber :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Kementerian Pertanian RI)
Manfaat
Labu siam memiliki kandungan
serat yang tinggi sehingga sangat baik untuk pencernaan. Serat pangan mampu
mengurangi waktu tinggal (transit time) makanan sejak dari rongga mulut hingga
sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Selama tinggal di saluran
pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik (penyebab kanker).
Berkat singkatnya transit time sisa makanan di saluran pencernaan, waktu zat
karsinogenik bermukim dalam tubuh juga makin pendek, sehingga peluang
terjadinya kanker menjadi sangat kecil.
Kandungan asam folat pada
buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu
Siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat.
Asam folat sangat penting
bagi ibu hamil karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi cacat. Konsumsi
asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat bayi lahir
rendah dan kejadian neural tube defects (gangguan otak).
Defisiensi asam folat
ditandai oleh gejala anemia, yaitu jumlah sel butir darah merah berkurang.
Kebutuhan asam folat pada orang dewasa adalah 400 mkg per hari. Kebutuhan ini
menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil, dan bertambah 50 persen pada
ibu yang sedang menyusui.
Buah labu siam juga kaya
akan Kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah,
terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium
juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi
juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar
keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar.
Selain itu, buah labu siam
juga mengandung komponen vitamin yang cukup tinggi. Niasin merupakan bagian
dari vitamin B kompleks yang disebut sebagai vitamin B3, berfungsi untuk
menurunkan produksi VLDL (very low density lipoprotein) di dalam hati, sehingga
produksi kolesterol LDL (low density lipoprotein) dan trigliserida dapat menurun.
Niasin berperan pada reaksi
enzimatik di dalam tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein,
yaitu sebagai koenzim I dan koenzim II. Niasin sangat diperlukan agar suplai
energi dalam jaringan tubuh berjalan normal. Kekurangan niasin yang parah
setelah beberapa bulan akan mengakibatkan pellagra serta dermatitis, yaitu
gangguan kulit yang khas dan simetris, terutama di bagian badan yang tidak
tertutup seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit, dan leher.
Labu siam juga kaya akan
vitamin B6. Vitamin B6 mempunyai peran penting dalam metabolisme protein.
Vitamin B6 sangat esensial untuk proses transaminasi dan deaminasi serta
dekarboksilasi asam amino. Kebutuhan per hari mencapai 0,02 mg untuk dewasa,
0,015 mg untuk bayi, 0,2-1,2 untuk anak-anak, dan 1,4-2 mg untuk remaja.
Kandungan selenium pada
labu siam juga cukup baik. Selenium berperan penting untuk memperbaiki mood.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat (1996) membuktikan bahwa orang yang kadar
selenium tubuhnya paling rendah menunjukkan mood yang paling buruk. Konsumsi
selenium disarankan sekitar 55-70 mikrogram perhari.
Labu siam mempunyai
sejumlah khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat terbesar
labu siam adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah tinggi. Makanan
tergolong makanan sehat untuk jantung dan pembuluh darah bila mengandung rasio
kalium:natrium minimal 5:1. Setiap 100 gram buah labu siam mengandung
kalium:natrium dengan perbandingan 62:1.
Selain itu, labu siam juga
diketahui memiliki efek diuretik, sehingga mampu menurunkan kadar garam di
dalam darah melalui pembuangan air seni. Berkurangnya kadar garam yang bersifat
menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa
darah, sehingga tekanan darah akan menurun.
Labu siam juga sangat baik
bagi penderita asam urat. Efek diuretik dari labu siam akan melancarkan
pembuangan air kecil, sehingga kelebihan asam urat dapat segera dikeluarkan
dari dalam tubuh. Labu siam juga baik bagi penderita diabetes. Hal itu
disebabkan pada labu siam terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi,
sehingga penderita diabetes tidak perlu mengonsumsi makanan pokok secara
berlebihan.
Kandungan air yang tinggi
pada labu siam membuatnya sangat baik untuk menjaga kesehatan ginjal. Labu siam
juga mengandung komponen saponin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kandungan
saponin sangat bermanfaat untuk menghambat dan mencegah penyerapan kolesterol
di dalam darah. Rata-rata konsumsi saponin yang dianjurkan adalah 15 mg setiap
hari.
Pada labu siam juga terkandung
komponen tanin yang bersifat antimikroba, serta alkaloid yang mampu
memperlancar peredaran darah sehingga mencegah penyakit stroke. Meskipun belum
memiliki bukti ilmiah secara pasti, labu siam telah dikenal sebagai obat wasir.
Hal itu mungkin disebabkan kandungan seratnya yang cukup baik.
Selain itu, labu Siam juga
baik untuk penderita sariawan. Namun, labu siam tidak cocok diberikan kepada
penderita rematik karena sifat dinginnya dapat memicu munculnya gejala sakit.
(sumber : rahasiakeluarga.com)